PPATQ RAUDLATUL FALAH

PONDOK PESANTREN ANAK-ANAK TAHFIDZUL QUR'AN RAUDLATUL FALAH – PATI


HAFLAH KHOTMIL QUR’AN KE-XIII MILAD PONDOK PESANTREN ANAK-ANAK TAHFIDZUL QUR’AN RAUDLATUL FALAH KE-XV 2023
gambar thumbnail HAFLAH KHOTMIL QUR’AN KE-XIII MILAD PONDOK PESANTREN ANAK-ANAK TAHFIDZUL QUR’AN RAUDLATUL FALAH KE-XV 2023 07 Oct 2023

Bersamaan dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Petikan Tausiyah KH. ulil Albab Arwani Kudus

Acara Puncak di Pondok Pesantren Anak-Anak Tahfidzul Qur’an Raudlatul Falah

Haflah Khotmil Qur’an ke-XIII Milad Pondok Pesantren Anak-anak Tahfidzul Qur’an Raudlatul Falah Ke-XV 2023

Bersamaan dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Salah satu yang rawuh pada Acara Haflah Khotmil Qur’an dan Milad Ppatq Raudlatul Falah adalah Buya KH. Muhammad Ulil Albab Arwani Kudus

Dalam taushiyahnya kami cuplikan sebagai berikut;

Bahwasanya bagi seorang yang telah menghafal al-Qur’an untuk;

  1. Bersyukur
Patut disyukuri bagi seseorang untuk mengadakan tasyakuran jika mendapat fadhol / kanugrahan, terlebih fadhol itu berupa hafalan al-Qur’an.

Karena tidak semua orang diberi kanugrahan seperti itu.

  1. Guru Bersanad
Wajib bagi seorang santri dalam belajar menghafal al-Qur’an, belajar pada guru yang bersanad hingga pada Rosulullah SAW.

Kepada guru tersebut santri itu harus Talaqqi ataupun Musyafahah, ini merupakan metode belajar al-Qur’an yang mensyaratkan perjumpaan secara langsung antara murid dengan guru.

Talaqqi juga mensyaratkan gerak mulut santri harus mengikuti gerak mulut yang dicontohkan guru. Karenanya talaqqi juga disebut dengan talaqqi syafahi atau musyafahah yang secara bahasa dapat diartikan “adu lambe” atau saling mengikuti gerakan bibir.

  1. Belajar al-Qur’an Berkelanjutan
Al-Qur’an tanpa dipelajari mustahil untuk dikuasi, meski secanggih apapun orang itu (karena merupakan fadhol). Hasil hafalan bukan karena kecerdasan, ketekunan atau bahkan doa seseorang tapi sekali lagi karena fadhol.

Sekelas Sayyidina Ali Bi Abi Tholib secara khusus diperintah oleh Baginda Nabi untuk belajar dan kemudian mengajarkan al-Qur’an:

يا علي، تعلم القرآن وعلمه الناس، فلك بكل حرف عشر حسنات،

Hai Ali, pelajarilah al-Qur’an dan ajarkan pada manusia, engkau akan mendapatkan pahala pada setiap hurup sepuluh kebaikan.

Meskipun Shabat Ali adalah orang cerdas (IQ nya lebih canggih darpada computer)

Berdasarkan hadits :

انا مدينة العلم وعلي بابها

Tapi karena sifat al-Qur’an mudah lepas, sampai Nabi berwasiat dengan nada memakai penekanan “sumpah”

تَعَاهَدُوا الْقُرْآنَ فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تَفَصِّيًا مِنْ الْإِبِلِ فِي عُقُلِهَا

Biasakanlah kalian membaca al-Qur’an, Demi Allah yang nyawaku ada ditanganNya, hafalan al-Qur’an itu lebih mudah lepas dari seekor onta dari ikatannya.

  1. Istiqomah Nderes
Al-Qur’an memang kitab suci yang sangat mudah untuk di hafal, itu semua memang fadhol dari Allah berdasarkan firman-Nya :

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ [ القمر: 17]

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?

Meskipun begitu tetap saja jika sudah hatam di hafal untuk terus memuroja’ah, “nderes seng mempeng” ini adalah jalan satu-satunya agar tidak hilang hafalan itu.

Nderesnya harus istiqomah, terapkan siang ada nderes malam juga ada nderes.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إذا قام صاحب القرآن فقرأه بالليل والنهار ذكره، وإن لم يقم به نسيه

Apabila seorang pembaca al-Qur’an (secara konsisten) membacanya di waktu malam dan siang, maka al-Qur’an senantiasa mengingatnya. Namun jika ia tidak membacanya, maka al-Qur’an melupakannya.

  1. Pembagian Target Nderes
Pembagian muroja’ah/nderes bisa meniru para guru-guru kita 1 hari hatam seperti Imam Madzhab (ada yang hatam dalam sholat atau di luar sholat), bisa 2 hari hatam, bisa 3 hari hatam, bagusnya 7 hari hatam, dengan metode batas muroja’ah فمي بشوق dengan rincian 7 hari pembagian :

Hari pertama : ف Fatihah – An -Nisa

Hari kedua. : م Maidah – At-Taubah

Hari ketiga. : ي Yunus – An-nahl

Hari keempat : ب Bani israil /Al-lsro’ – Al Furqon

Hari kelima. : ش Syu’aro – Yasin

Hari keenam. : و Wasshofati – Al-hujurot

Hari ketujuh. : ق Qof – An-Nas

  1. Perintah Membaca al-Qur’an
Belajar membiasakan membaca al-Qur’an bukan khusus pada para penghafal saja tapi menyeluruh kepada semua orang, tentunya sudah melalui proses belajar membaca al-Qur’an yang benar sesuai qoidah dan baiknya ada guru yang membimbing meski hanya membaca.

Faidahnya sangat banyak, kalo fadhilah para penghafal sudah jelas, sedangkan bagi yang hanya membaca saja tampa dihafal juga banya fadhilah selain berpahala yang berlipat; diantaranya

Menjadikan tempat tinggal (Rumah) kita ceria dan penuh keharmonisan

اَكْثِرُوْا تِلاَوَة الْقُرْاَنَ فِى بُيُوْتِكُمْ فَاِنَّ الْبَيْتَ الَّذِى لاَيُقْرَأُ فِيْهِ الْقُرْاَنُ يَقِلُّ خَيْرُهُ وَيَكْثُرُ شَرُّهُ وَيَضِيْقُ عَلَى اَهْلِهِ * الدرقطنى

Seringlah kalian membaca Al-Quran didalam rumahmu, maka sesungguhnya rumah yang tidak ada (pernah) dibacakan Al-Quran sedikit kebaikannya dan banyaknya kejelekanya serta sumpek bagi penghuninya.

Dari penjelasan hadits di atas, bisa diketahui penghuni rumah yang gak pernah baca al-Qur’an, suasana rumah tersebut kayak kuburan sunyi tanpa cahaya, sedikit kebaikan yang muncul, yang nampak malah banyak keburukan , suasana sumpek di rasakan penghuninya, baik dari segi keberkahan, hikmah, kebijaksanaan dalam keputusan berkeluarga, maupun keberkahan rizqi dll.

  1. Berkomunikasilah Kepada Allah dengan Membaca Al-qur’an
Manfaatkan media massa atau elektronik atau bahkan kecanggihan alat yang ada di zaman sekarang untuk selalu ditujukan ke arah kebaikan.

Punya HP buat saja komunikasi dengan Allah, caranya gimana? Isi HP itu dengan aplikasi al-Qur’an, baca tiap ada kesempatan, layaknya yang lain buka FB, WA, Tweeter atau apa, kita buka aplikasi al-Qur’an.

Rasulullah saw bersabda,

إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُم أَنْ يُحَدِّث رَبَّه فَليَقْرأ القُرْآن

Bila salah seorang dari kalian ingin berbicara dengan Tuhannya, maka hendaknya ia membaca Al-Qur’an.

Apakah bermain HP dosa? Tidak jika itu masih koredor bermain atau perbuatan diperbolehkan

Disibukkan dengan perkara mubah (yang sifatnya boleh, tidak ada pahala dan tidak ada sanksi di dalamnyaTermasuk jerat-jerat tipu muslihat syaitan.

Demikian kutipan tausiyah Buya KH Ulil Albab Arwani Kudus saat menghadiri acara tersebut.

Berikut video acaranya USM TV atau di link youtube